Penelitian ini menelaah praktik
pengasuhan dan relevansinya dengan perilaku anak di Kanada dan Cina. Data yang digunakan dalam
penelitian ini diambil dari proyek lintas budaya pada aspek sosial-emosional
dan perkembangan kognitif anak-anak yang berasal dari Cina dan Kanada.
Responden dari Kanada sebanyak 40 anak-anak (20 anak laki-laki, 20 perempuan)
dengan usia rata-rata 5,5 tahun dan usia rata-rata ibu 36 tahun. Sedangkan
responden dari Cina sebanyak 39 anak-anak (17 anak laki-laki, 22 perempuan)
dengan usia rata-rata 4,8 tahun dan usia rata-rata ibu 33,3 tahun.
Semua responden dari Kanada adalah
Kaukasia. Dalam aspek pekerjaan,
sebanyak 9% ibu tidak bekerja, sementara di antara ibu yang bekerja, sebanyak
68,5% bekerja full time. Dalam aspek
pendidikan 9% ibu berpendidikan hingga SMU, sedangkan 91% berpendidikan hingga
perguruan tinggi atau pascasarjana. Responden anak-anak sebanyak 8% merupakan
anak tunggal, 34% adalah anak pertama, dan 58% adalah anak kedua atau ketiga.
Rata-rata pendapatan tahunan rumah tangga sebesar $ 81,423.73.
Responden dari Cina sebanyak 97%
berasal dari etnis Cina Han. Dalam aspek pekerjaan, sebanyak 11% dari ibu tidak
bekerja, sedangkan di antara ibu yang bekerja, 75% bekerja full time. Dalam aspek pekerjaan sebanyak 33% ibu berpendidikan
hingga SMU, 67% berpendidikan hingga perguruan tinggi atau pascasarjana.
Responden anak-anak sebanyak 82% merupakan anak tunggal, dan 18% adalah anak
kedua atau ketiga. Rata-rata pendapatan tahunan rumah tangga sebesar RMB58762.50. Meskipun kedua
sampel berbeda pada faktor-faktor demografi seperti pendapatan keluarga, status
pekerjaan ibu dan tingkat pendidikan ibu, setiap sampel merupakan
perwakilan dari status sosial ekonomi rata-rata keluarga
di perkotaan di daerah masing-masing
negara.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tidak ada perbedaan gender yang signifikan pada variabel ibu dan anak
baik Cina maupun Kanada. Karena itu, tidak ada skor yang terpisah untuk anak
laki-laki maupun perempuan. Hasil lainnya adalah sebuah analisis multivariat
kovarians (MANCOVA) dilakukan untuk menilai apakah ada perbedaan lintas budaya dalam
perilaku ibu yang dilhat dalam interaksi antara
ibu-anak. Hasil analisis ini mengungkapkan pengaruh budaya yang signifikan
untuk kedua perilaku ibu. Secara
khusus, dibandingkan dengan ibu Kanada, ibu
Cina secara signifikan memperlihatkan
jumlah low power strategy yang lebih
rendah dan dan secara signifikan pula jumlah high power strategy-nya lebih tinggi. Hasil analisis
mengenai perbedaan lintas budaya dalam perilaku anak menunjukkan bahwa,
dibandingkan dengan anak-anak Kanada, anak-anak Cina secara signifikan
menunjukkan jumlah permintaan koersif yang lebih tinggi, dan secara signifikan
pula menunjukkan jumlah perilaku asertif yang lebih rendah.
Korelasi antara perilaku ibu dan perilaku anak dalam
kedua sampel menunjukkan bahwa ibu dengan low power strategy secara signifikan
berkorelasi positif dengan permintaan anak yang sopan. Dalam sampel Cina, ibu
dengan low power strategy secara
signifikan berkorelasi positif dengan ketegasan (assertiveness) anak. Sedangkan ibu dengan high power strategy secara signifikan
berkorelasi positif dengan koersif anak. Untuk korelasi lainnya tidak ada yang
signifikan antara perilaku ibu dan anak.
Penelitian ini menegaskan bahwa
ibu Cina, secara umum lebih otoriter dan kurang otoritatif dibandingkan dengan
ibu Kanada dalam konteks interaksi antara ibu dan anak. Meskipun demikian, ibu
Cina menunjukkan low power strategies-nya
lebih otoritatif daripada high power strategies yang otoriter. Korelasi antara
praktek pengasuhan ibu dan perilaku anak merupakan sebuah lintas budaya yang
serupa, meskipun tingkat besaran dan signifikansi beberapa hubungannya
bervariasi. Penelitian ini memberikan informasi yang berharga tentang praktek
pengasuhan dan hubungannya dengan perilaku anak di Cina dan Kanada. Temuan ini
membantu pra profesional dan para orang tua untuk mengembangkan strategi yang memfasilitasi pengembangan
perilaku adaptif pada anak-anak Kanada dan Cina.
Secara konsisten, dalam
penelitian ini, ibu menggunakan strategi daya rendah secara signifikan dan
positif terkait dengan permintaan sopan
dari anak di kedua sampel. Peneliti
berharap bahwa ibu dengan strategi daya tinggi akan berkorelasi positif dengan sikap memaksa terhadap anak-anak untuk kedua
sampel. Namun, korelasi positif yang
signifikan hanya ditemukan di sampel Cina. Meskipun
ibu di kedua negara lebih autoritatif
daripada otoriter, gaya orangtua yang otoriter adalah kurang ditoleransi dalam budaya Kanada dan budaya Cina
(Chao, 2001; Wu dkk, 2002). Karena
gaya otoriter orangtua akan menghambat ekspresi emosi, kemandirian dan otonomi, efeknya bisa lebih parah dan merugikan dalam
suatu masyarakat. Dibandingkan dengan anak-anak Cina, anak-anak Kanada mungkin secara psikologis lebih rentan
terhadap strategi tinggi kekuasaan orangtua
daripada anak-anak China. Alih-alih
mengekspresikan perasaan negatif melalui ketergantungan dan sikap memaksa,
anak-anak Kanada dapat memilih untuk menekan perasaan negatif untuk menghindari
konsekuensi yang tidak menyenangkan terkait dengan konfrontasi langsung dengan orangtua. Namun bagaimanapun,
asosiasi ini harus dilihat lebih jauh dalam penelitian selanjutnya.
Peneliti juga mengharapkan daya strategi
otoritatif orang tua yang rendah akan berkorelasi positif dengan menghasilkan
anak yang
tegas melalui penolakan dan negosiasi. Korelasi positif yang signifikan hanya ditemukan pada sampel Cina. Hal ini
dimungkinkan juga karena penekanan budaya yang
berbeda pada sifat yang bebas dan terbuka. Dalam
masyarakat Cina, otonomi individu tidak begitu dinilai seperti di Kanada. Dibandingkan
dengan anak-anak Kanada, anak-anak Cina mungkin akan lebih sensitif terhadap
otonomi psikologis melalui strategi berwibawa
yang rendah. Oleh karena itu, manfaat
dari pengasuhan otoritatif dalam hal membina kebebasan dan otonomi itu terungkap dalam sampel Cina di mana korelasi
antara pola asuh otoritatif ibu dan ketegasan
anak tidak signifikan. Ini mungkin karena ketegasan diberi kode sebagai Menanggapi inisiasi ibu dalam penelitian ini. Sangat
mungkin bahwa Anak-anak Kanada menunjukkan
ketegasan dalam perilaku otonomi yang aktif seperti eksplorasi independen dalam mengambil keputusan.
0 komentar:
Posting Komentar