01 November 2012

Emotional Development in Children with Different Attachment Histories: The First Three Years (Grazyna Kochanska)


Penelitian ini mengenai perkembangan rasa takut, marah, dan bahagia pada anak-anak saat usia 9, 14, 22, dan 33 bulan yang dilakukan di rumah dan laboratorium selama 1,5 – 4 jam. Keluarga partisipan kebanyakan berkulit putih dengan berbagai latar belakang pendidikan dan pendapatan. Instrumen yang digunakan adalah The classic Strange Situation (Ainsworth & Wittig, 1969). Untuk rincian prosedur dan coding-nya dijelaskan pada Kochanska (1998). Dari 108 anak, sebanyak 58 anak (54%) termasuk golongan secure (B), dan sebanyak 50 (46%) termasuk golongan insecure. Dari golongan insecure ini 22 anak (20%) adalah avoidant (A), 18 anak (17%) adalah resistant (C), 8 anak (7%) adalah disorganized (D), dan 2 anak (2%) adalah unclassifiable (U).

Hasil penelitian didapat dari beberapa analisis yang dilakukan secara analog untuk episode emosi yang konsisten dan tidak konsisten. Analisis awal dilakukan untuk mengetahui stabilitas masing-masing emosi dari waktu ke waktu. Analisis kedua, pengembangan emosional pada anak dengan attachment bervariasi yang diperiksa dengan omnibus AMNOVA, yang tampak pada perkembangan ketiga sistem emosi, dalam empat grup attachment di empat periode penilaian (usia 9, 14, 22, dan 33) untuk kedua jenis kelamin. Ketiga, analisis regresi berganda (multiple regression) yang dilakukan untuk memeriksa apakah attachment yang aman di usia 14 bulan (variabel kontinu) bisa memprediksi skor emosi di usia 33 bulan (ukuran hasil), dengan masing-masing sistem emosi yang stabil. Untuk mengontrol stabilitasnya skor dimasukkan pada usia 9, 14 dan 22 bulan.
Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan ketiga sistem emosi yang signifikan dan prediktornya sebesar 23% hingga 43% dalam menjelaskan variabel. Untuk setiap emosi pada usia anak 33 bulan, nilai sebelumnya terutama yang lebih baru menunjukkan prediktor yang signifikan. Faktor gender terkait dengan perbedaan yang signifikan terhadap rasa marah dan bahagia. Anak-anak yang mendapatkan attachment yang aman signifikansinya jauh lebih rendah dalam dua emosi negatif (rasa takut dan marah) pada anak usia 33 bulan, bahkan setelah dikontrol pengaruhnya terhadap stabilitas perkembangan emosi yang diberikan dan jenis kelamin anak.
Anak usia 33 bulan yang tersenyum saat episode rasa takut menunjukkan tidak ada pengaruhnya pada gender. Skor paling awal  (saat anak berusia 9, 14, dan 22 bulan) menyumbang sebesar 21% dari varian, sesuai dengan skor pada usia 14 dan 22 bulan. Attachment yang aman tidak menambah perbedaan penjelasan secara unik. Sedangkan mimik tersenyum pada anak perempuan usia 33 bulan lebih signifikan saat episode rasa marah sebesar 5% dari perbedaan yang dijelaskan. Skor episode rasa marah yang sebelumnya ditambah 14% dari perbedaan yang dijelaskan, kebanyakan bertepatan dengan skor saat berusia 22 bulan. Attachment yang aman tidak berkontribusi pada persamaan. Mengenai stres pada saat episode bahagia pada anak usia 33 bulan tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan karena jenis kelamin atau skor awal. Attachment pada masa bayi membuat kontribusi yang unik. Bayi yang merasa kurang aman lebih tertekan dalam menanggapi episode bahagia saat berusia 33 bulan.
Ketiga persamaan yang signifikan dan prediktor memberikan sebanyak 11% hingga 24% dari varian yang menjelaskan. Nilai sebelumnya yang diprediksi yaitu tersenyum dalam menanggapi episode yang dimaksudkan untuk memperoleh dua emosi negatif, serta perempuan  terkait dengan tersenyum selama paradigma menahan diri dalam permusuhan. Semakin rendah attachment aman pada masa bayi, maka semakin tertekan tanggapan bayi terhadap rangsangan yang dirancang untuk membuat pengaruh positif saat berusia 33 bulan.
Untuk mendapatkan gambaran menyeluruh dalam memprediksi emosionalitas anak-anak di usia 33 bulan, penilaiannya dibuat dalam dua kelompok besar. Pertama, kelompok emosi negatif yaitu rasa takut dalam episode ketakutan, marah dalam episode kemarahan, dan rasa tidak nyaman dalam episode bahagia. Kedua, kelompok emosi positif yaitu bahagia dalam episode kebahagiaan, dan rasa nyaman dalam episode ketakutan dan kemarahan. Kemudian dilakukan dua analog regresi, yang satu memprediksi emosi negatif dan yang lainnya memprediksi emosi positif pada anak usia 33 bulan. Jenis kelamin anak dimasukkan pada langkah pertama; semua nilai emosi awal (baik negatif maupun positif pada usia 9, 14, dan 22 bulan dibuat dengan cara analog dengan menggabungkanyya pada usia 33 bulan) yang kemudian dimasukkan pada langkah dua; kemudian skor attachment yang aman pada usia 14 buan dimasukkan pada langkah tiga.
Emosi negatif pada anak laki-laki usia 33 bulan dinyatakan  secara signifikan emosinya lebih negatif dibandingkan dengan yang dilakukan oleh anak perempuan. Skor sebelumnya memberikan sebagian (19%) dari varian dengan signifikan, sesuai dengan skor pada usia 22 bulan. Attachment yang aman pada usia 14 bulan menambah varian yang unik sebesar 12,5%. Anak-anak yang sudah lebih aman menunjukkan berkurangnya emosi negatif, setelah aspek gender dan stabilitas perkembangan emosinya dikontrol. Seluruh emosi negatif pada anak usia 33 bulan dalam empat kelompok dimasukkan ke dalam one-way-ANOVA: seluruh emosi negatif di usia 33 bulan adalah tertinggi di antara anak-anak avoidant, lebih signifikan daripada dalam kelompok yang aman.
Emosi positif pada anak usia 33 bulan tidak ada pengaruhnya terhadap jenis kelamin. Skor yang paling awal dihitung dengan signifikan (32%) dari sebagian varian. Sesuai dengan skor saat berusia 14 dan 22 bulan. Attachment yang aman pada anak usia 14 buan menambahkan sedikit varian yang signifikan yaitu sebesar 2%. Anak-anak yang sudah lebih aman cenderung menunjukkan emosi yang lebih positif, setelah stabilitas perkembangannya dikontrol.
Penelitian yang dilakukan oleh Kochanska ini menjelaskan dan menginformasikan pengetahuan mengenai gejala perkembangan emosi pada anak yang sangat belia dengan sejarah attachment yang berbeda. Tiga sistem emosi dasar yang diselidiki yaitu rasa takut, marah dan bahagia dengan mempelajari tanggapan yang ditimbulkan oleh rangsangan di laboratorium diyakini sebagian besar berpengaruh lebih kompleks pada perkembangan emosional anak-anak. Akan tetapi diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menjelaskan beberapa bentuk emosi negatif yang dimunculkan pada perkembangan awal atau apakah hal tersebut mewakili perubahan pengalaman dari rangsangan afektif. Studi ini memberikan data empiris mengenai perbedaan parameter dasar dari emosi takut, marah dan bahagia sebagai fungsi dari attachment awal yang akan bermanfaat untuk menguji apakah perbedaan ini memang memediasi hubungan antara attachment tersebut dengan aspek kompetensi di masa depan.

0 komentar: