31 Agustus 2009

Oase Waktu

Duduk di kursi di halaman depan rumah. Pukul sebelas malam. Angin sepoi bertasbih, daun-daun gemerisik bertasbih, gemercik air kolam pun bertasbih. Di sebelah sana, di depan rumah tetanggaku, seonggok api menyala. Mungkin membakar daun-daun kering. Biasanya aku kesal dengan pembakaran itu. Kalau tidak masuk ke rumahku, asap hasil pembakarannya membumbung ke langit, membuat lubang lapisan ozon semakin menganga. Berbeda dengan malam ini, api jingga itu menjadi pelengkap suasana. Suasana yang membuat hatiku sepi tapi terisi, yang membuat otakku berkecamuk dengan tenang, yang membuat tubuh lelahku terjaga.
Ya Alloh... masih tanda koma yang menyertai segala tanyaku tentang diriku, tentang diri-Mu. Belum usai perjalanan ini. Namun, saat ini aku tengah singgah di oase waktu. Bercumbu dengan rasa syukur di tengah semakin gersangnya kehidupan.

0 komentar: