24 Oktober 2009

Romantika Hunting Sekolah untuk Raras


Raushani (panggil saja Raras) ikut program trial di sebuah sekolah playgroup di Bogor sejak usia 18 bulan, sekira enam kali pertemuan sampai usianya dua tahun. Tujuannya untuk memberikan pengalaman sosialisasi alternatif selain bermain dengan teman-teman di sekitar rumah. Kurikulum yang diterapkan adalah kurikulum Diknas plus (Ada tambahan dari kurikulum Negara lain). Fasilitasnya lengkap, seperti ruangan kelas ber-ac, hall, indoor dan outdoor play ground, dilengkapi dengan aneka macam mainan edukatif. Tentu saja jika fasilitas oke, biayanya pun oke, cukup mahal untuk dompet saya.
Saat Raras berusia dua tahun, saya tertarik dengan program PAUD di sebuah TK Islam dekat rumah. Kurikulum dan metodenya pun cukup baik. Biayanya murah, bahkan sangat murah. Tentu saja fasilitas juga seadanya, tetapi biarlah, yang penting anak saya senang. Teman-teman raras dalam satu kelas ada 15 orang dengan dua orang guru. Proporsi itu masih bisa dibilang cukup. Namun ternyata yang ada di dalam kelas tidak hanya murid dan guru, hampir semua orangtua masuk juga ke dalam kelas termasuk saya. Raras sering terlihat gelisah dan bercucuran keringat. Sepertinya penyebabnya adalah ruangan yang dipenuhi oleh banyak orang tidak sebanding dengan ventilasi yang ada. Selain itu di sekolah ada yang jualan makanan yang menurut saya kurang sehat. Raras ikut-ikutan suka jajan.
Usia 2,5 tahun Raras pindah lagi sekolah. Kali ini di sebuah Kelompok Bermain, masih di dekat rumah. Kurikulumnya tidak jauh berbeda, fasilitas cukup biayanya juga cukup. Muridnya baru lima orang dengan satu guru. Akan tetapi baru dua bulan disana, bangunan sekolah terkena proyek jalan baru. Pembelajaran dilaksanakan di sebuah gedung sementara. Sampai tahun ajaran berakhir gedung sekolah yang baru, baru 30% dikerjakan karena terhambat oleh dana. Akhirnya saya kembali hunting sekolah untuk anak saya.
Saat ini Raras sekolah di Science and Adventure Preschool. Pertama kali saya datang ke sekolah ini langsung jatuh cinta. Tempatnya cukup baik (aman, nyaman, sejuk), fasilitas memadai (kelas dengan dinding bilik bambu, playground cukup luas dengan outbond area, mushala, wc bersih, dan perpustakaan). Perbandingan guru-murid seimbang 2:10 untuk kelas Pre-K, dan biaya yang masih bisa dikejar. Ternyata anakku juga langsung tertarik, berlari dan bermain disana, tidak mau pulang. Meskipun pada awalnya diwarnai adegan tantrum hehehe...
Alhamdulillah sejak hari pertama sekolah Raras tidak ditunggui oleh ibunya, walaupun beberapa kali dia bolak balik ke ruang tunggu hanya untuk memastikan ibunya ada. Setiap pagi dia bersemangat menuju sekolah baik diantar om-nya maupun naik angkot. Komentarnya sepulang sekolah pun belum berubah, “senang sekolah….” Di rumah, Raras sering mengulang kembali nyanyian, tepuk-tepuk, atau kegiatan yang dilakukannya di sekolah. Bahkan yang mengagumkan, belum genap satu bulan sekolah disana, Raras mulai terbiasa berdo’a sebelum makan dan tidur, mengucapkan salam, memakai dan membuka kaos kaki dan sepatu serta menyimpannya sendiri di rak. Bangga rasanya, anakku mulai tumbuh mandiri.
Bersama teman-teman Pre-K dan Bu Guru


0 komentar: