Tepat pada hari ulang tahunku, saya sudah ge-er akan mendapat
kejutan dari suami. Ternyata suamiku malah tidak pulang selama beberapa hari,
ada pekerjaan di luar kota. Dia lupa sama sekali dengan hari bersejarah
isterinya. Bahkan setelah pulang ke rumah dia masih tidak ingat kalau ulang
tahunku sudah lewat tiga hari. Karena tidak ada indikasi dia akan 'sadar',
akhirnya saya perlihatkan sebuah sms dari temen lama yang isinya tentang ucapan
selamat ulang tahun. Saya tunjukan layar handphone-ku
ke hadapannya supaya dia membaca sendiri isi sms itu. Suamiku diam terpaku.
Kemudian menatap wajahku.
(Oktober 2007)
25 Oktober 2009
Ulang Tahun yang Terlupakan
"Maaf Bu, bapak lupa. Kemarin-kemarin bapak masih ingat ibu
akan berulangtahun tanggal satu tapi setelah itu blank, bener-bener lupa."
Aku senang melihat tingkahnya yg merasa bersalah. "Ga apa-apa
kok. Makanya ibu ingatkan." Jawabku pura-pura santai.
Esok harinya, saya minta suami mampir ke Botani Square sepulang
dari tempat kerja. Nitip dibelikan tiga buah toples. Suami sudah tahu toples yang
saya maksud karena saat terakhir ke Botani kami sudah menandai toples tersebut
untuk dibeli jika tidak menemukan toples yang lebih cantik di tempat lain.
Sesampainya di rumah aku langsung memburu tas jinjingan suami yang
berisi toples. Akan tetapi ada sesuatu yang ganjil di dalam salah satu toples.
Seperti sebuah benda berbentuk kotak. Saya membukanya dengan sedikit curiga.
Serta merta saya kaget, ternyata benar benda tersebut berbentuk kotak kecil
dengan pita di atasnya. Saya langsung panik dan meminta suami mengembalikan
toples itu karena mungkin tertukar dgn org lain dan sangat tidak mungkin benda
itu hadiah langsung dari membeli toples. Suami ikutan panik dan minta saya
melihat terlebih dahulu isinya. Saya menurut saja. Ketika saya tahu bahwa
isinya sebentuk perhiasan, saya langsung menutup kembali kotak kecil tersebut.
Saya yakin benda itu pasti mahal dan harus segera dikembalikan. Saya memaksa
suami utk segera kembali lagi. Dia malah tersenyum, "gak usah dibalikin,
itu untuk ibu".
Saya sangat tidak mengerti dan kesal krn suami malah senyam
senyum, "Untuk ibu gimana?" tanyaku dengan sedikit ketus.
"Itu kado ultah untuk ibu dari bapak." Jawab suamiku
dengan tenang.
Perasaan kaget, senang, dan bingung bercampur aduk. "Maksud
bapak?" tanyaku masih sentengah percaya.
Suamiku mengeluarkan selembar kertas dari amplop merah dan
menyerahkannya padaku. Aku melihat namaku tertera disana, dalam sebuah kertas
dengan judul 'sertifikat'. Oooh senangnya... Karat dan beratnya tidak begitu besar. Namun perhiasan itu adalah berlian pertama yg
saya miliki. Yang lebih mengesankan adalah cara suamiku memberikannya. Makasih
Akang sayang...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar